A. KONTRUKSI
BAGUNAN
Konstruksi merupakan suatu kegiatan
membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik
sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan
infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas
konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari
bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah
bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan.
Konstruksi dapat juga didefinisikan
sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain
sebagainya). Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan,
tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri
dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
Pada umumnya kegiatan konstruksi
diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-orang
ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan
kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli
bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.
Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek
konstruksi, perencanaan yang efektif sangatlah penting. Hal ini terkait dengan
rancang-bangun (desain dan pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan
mengenai dampak pada lingkungan / AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang
diperlukan / anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik,keselamatan
lingkungan kerja, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan
publik terkait dengan yang disebabkan oleh keterlambatan persiapan tender dan
penawaran, dll.
KONTRUKSI BAGUNAN ANTARA LAIN
1.
PONDASI BANGUNAN
Pondasi merupakan komponen/ struktur
paling bawah dari sebuah bangunan, meski tidak terlihat secara langsung saat
bangunan sudah selesai, namun secara fungsi struktur, keberadaan pondasi tidak
boleh terabaikan. Perlu perencanaan yang matang, karena salah satu faktor yang
mempengaruhi keawetan atau keamanan bangunan adalah pondasi.
Dalam menentukan jenis, ukuran, dan konstruksi
pondasi harus memperhatikan jenis bangunan, beban bangunan, kondisi tanah, dan
faktor-faktor lain yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung.
Karena fungsi pondasi adalah sebagai perantara untuk meneruskan beban
struktur yang ada di atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang bekerja ke tanah
pendukung bangunan tersebut. Dengan demikian, sebaiknya perlu perhitungan
matang dan tidak hanya berdasar kebiasaan setempat. Karena sering ditemui,
banyak yang membuat rumah hanya didasari dari kebiasaan masyarakat.
Sebagai contoh: Sebuah rumah sudah mengalami retak
pada dindingnya, padahal konstruksinya sudah sangat kuat, mulai dari sloof,
kolom, dinding, semua menggunakan konstruksi yang kuat. Tapi ada yang
terlupakan, tanah yang dipergunakan untuk membangun rumah saat ini adalah bekas
sawah, sehingga kondisi tanah belum stabil, sedangkan pondasi yang digunakan
adalah pondasi yang biasa digunakan diwilayah tersebut.
Pondasi dibedakan menjadi dua macam,
yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Seperti sebagai berikut:
Pondasi dangkal
Jenis pondasi dangkal kedalaman
masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam
tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa
pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari
dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Berikut yang termasuk pondasi
dangkal diantaranya:
- Pondasi Umpak. Biasanya jenis
pondasi ini digunakan pada rumah adat, rumah kayu, atau rumah tradisional
jaman dulu.
- Pondasi Batu Bata / rollag
bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata. Dalam
pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat
bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah. Pada awalnya
pondasi rollag bata merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk
menopang berat beban pada bangunan. Namun, pada saat ini pondasi rollag
bata telah lama ditinggalkan.Selain mahal, pemasangannya pun membutuhkan
waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan. Akan
tetapi, pondasi ini tetap digunakan untuk menahan beban ringan, misalnya
pada teras.
- Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi
yang bahan dasarnya batu kali. Pondasi batu kali sering kita temuin pada
bangunan – bangunan rumah tinggal.Pondasi ini masih digunakan, karena
selain kuat, pondasi ini pun masih termasuk murah.Bentuknya yang trapesium
dengan ukuran tinggi 60 – 80 Cm, lebar pondasi bawah 60 – 80 Cm dan lebar
pondasi atas 25 – 30 Cm. Bahan lain yang murah sebagai alternatif
pengganti pondasi batu kali adalah memanfaatkan bongkaran bekas pondasi
tiang pancang ( Bore Pile ) atau beton bongkaran jalan. Bekas bongkaran
tersebut cukup kuat digunakan untuk pondasi, sebab mutu beton yang
digunakan ialah K-250 s/d K-300.Permukaannya yang tajam dan kasar mampu mengikat
adukukan semen dan pasir.Bila dibandingkan dengan pondasi rollag bata,
tentu bongkaran bekas beton jauh lebih kuat. Ukurannya rata – rata 30 x 30
cm.
- Pondasi bor mini (Strauss Pile).
Pondasi bor mini atau strauss pile ini digunakan pada kondisi tanah yang
jelek, seperti bekas empang atau rawa yang lapisan tanah kerasnya berada
jauh dari permukaan tanah.Pondasi ini bisa digunakan untuk rumah tinggal
sederhna atau bangunan dua lantai. Kedalamannya 2 – 5 meter. Ukuran
diameter pondasi mulai dari 20, 30 dan 40 Cm. Pengerjaannya dengan mesin
bor atau secara manual.Di atas
pondasi bor mini ada blok beton ( pile cap ).Pile cap ini merupakan media
untuk mengikat kolom dengan sloof.
- Pondasi Telapak/ Footplat
- Dll
2.
PONDASI TIANG
PANCANG
Jenis pondasi dalam digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan
tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya
antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya
dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya. Sebagai bagian
dari pondasi dalam diantaranya:
- Pondasi tiang
pancang (driven pile). Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bore
pile, hanya sja yang membedakan bahan dasarnya.Tiang
pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah
dengan menggunakan mesin pemancang.Karena ujung tiang pancang lancip
menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses
pengeboran.
- Pondasi tiang
bor (bored pile) adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2
meter.Digunakan untuk pondasi bangunan – bangunan tinggi.Sebelum memasang
bore pile, permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan menggunakan mesin
bor. Hingga menemukan daya dukung tanah yang sangat kuat untuk
menopang pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam permukaaan
tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini
berdiameter 20 Cm keatas.Dan
biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih yang diatasnya terdapat
pile cap.
Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement
tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya
mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal
turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika
berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total (keseluruhan
bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial (sebagian pondasi
saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang
didukungnya. Daya dukung pondasi
merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi( tergantung
pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb),
kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi
itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya
amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban
yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi
dapat diproyeksikan menjad
3.
SLOOF
Sloof adalah
struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Sloof berfungsi
mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga beban yang
tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga
berfungsi sebagai pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi
pergerakan tanah. Sebagai tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap
gempa maka disempurnakan pada ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan
memberikan angker dengan beri diameter 12 mm dengan jarak 1,5 meter. namun
angka ini dapat berubah untuk bangunan yang lebih besar atau bangunan
bertingkat banyak.
Secara
singkat, Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horisontal di atas
pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata
pada seluruh pondasi. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara
dinding pondasi dengan kolom.
Dimensi sloof
yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai satu , lebar 15 cm,
tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah diameter 10 mm (4 d
10 ) sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8 mm berjarak
15 cm ( d 8 – 15).Dibawah ini gamabar sloof untuk bangunan rumah tinggal lantai
satu.
Secara garis besar sloof merupakan
bagian dari beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas pondasi.
Sloof biasanya terbuat dari konstruksi beton bertulang. Namun berdasarkan
konstruksinya ada beberapa macam sloof, antara lain :
- Konstruksi Sloof
dari Kayu. Pada konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang kayu
(misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk sebagai balok
pengapit. Jika sloof dari kayu terletak di atas pondasi lajur dari batu
atau beton, maka dipilih balok tunggal
- Konstruksi Sloof
dari Batu Bata. Rolag dibuat dari susunan batu bata yang dipasang secara
melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan ((1 bagian portland semen
: 4 bagian pasir). Konstruksi rolag tidak memenuhi syarat untuk membagi
beban.
- Konstruksi Sloof dari Beton
Bertulang. Konstruksi sloof ini dapat digunakan di atas pondasi batu kali
apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk bangunan tidak bertingkat
dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak dinding kurang lebih 3 m.
Ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang adalah >15 / 20 cm.
Konstruksi sloof dari beton bertulang juga dapat dimanfaatkan sebagai
balok pengikat pada pondasi tiang.
Adapun fungsi sloof adalah sebagai
berikut :
- Sebagai pengikat
kolom.
- Meratakan gaya
beban dinding ke pondasi.
- Menahan gaya
beban dinding.
- Sebagai balok
penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi lajur
4.
KOLOM
Kolom adalah
batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom
merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang
dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh
total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996).
SK SNI
T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas
utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak
ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom
adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan,
kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri.
Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Kolom
berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah
bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke
kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di
bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar
dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus
benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan
meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk
konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila
tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.
Struktur dalam
kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material
yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan,
sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini
dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti
sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
Jenis-Jenis
kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:
1.Kolom
ikat (tie column)
2.Kolom spiral
(spiral column)
3.Kolom
komposit (composite column)
Dalam buku struktur beton bertulang
(Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu :
1. Kolom
menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton yang
ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi
tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini
berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada
tempatnya.
2. Kolom menggunakan
pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat
tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling
membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah
memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh,
sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses
redistribusi momen dan tegangan terwujud.
3. Struktur
kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah
memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang
tulangan pokok memanjang.
Kolom Utama
adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya.
Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi
balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara
kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.
Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya
dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12
maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel
diameter 8 dengan jarak 10 cm).
Kolom Praktis
Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat
dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada
pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan
tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
Kolom portal
harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya letak
kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan
menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus
dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai.
Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang
didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus
dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang
sama.
Prinsip
penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom-kolom
menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan
meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah
jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya
vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal
pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.
5. KONSTRUKSI DINDING BANGUNAN
Pengertian Dinding
Dinding adalah suatu
struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya,
dinding membatasi suatu bangunan dan
menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan,
atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama
dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta
dinding penahan (retaining).
Dinding bangunan
memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit,
membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding
penanda batas, serta dinding
kota. Dinding jenis ini kadang sulit
dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air
dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.
Dinding merupakan salah satu elemen
bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi
struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi
(tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall).
Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan
rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding
dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan
batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang,
papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding
geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)
Jenis jenis dinding dapat dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu, sebagai berikut:
a) Dinding
Batu Bata
Dinding bata
merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan
sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar
peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah).
Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non
struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/
2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang
berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban
struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb.
Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan
syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik
pengerjaannya.
b) Dinding
Batako
Batako merupakan
material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar.
Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena
dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa
menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu
apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan
plesteran+acian lagi untuk finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan
dinding dari pasangan bata,antara lain:
a.
Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b.
Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak
boleh direndam dengan air.
c.
Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/
batu yang lancip.
d.
Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di
tengah – tengah.
e.
Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan
balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang
pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan
c) Dinding kayu
Kontruksi dinding
seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur.
Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini
tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding
struktural.
d) Dinding
kayu biasa
Dinding
papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan
untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal
dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan
vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/
lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus
memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan
tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami
pemuaian dan susut.
e) DINDING SIRAP
Dinding
sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian
terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap
iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap
dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4
lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).
f)
Dinding
batu alam
Dinding
batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip
pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang
selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras
untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir
untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya
memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis,
hanya diperlukan.
6.
LANTAI
Pengertian
lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk
memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara
umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang.
Ketika orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan
lama, tidak licin dan berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan
untuk meletakkan barang-barang seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya
serta mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan, anak-anak berlari, duduk
di lantai, dan lain-lain.
Dilihat dari
sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar, misalnya
ketika kita memindahkan benda berat seperti almari dengan cara menyeretnya.
Dengan demikian lantai memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung
dari barang-barang dan aktivitas di atasnya.
Dari sisi
estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter
ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun
sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti
etnik tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya.
·
Syarat material
lantai
Karena fungsi
setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain lantainya. Syarat
bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan lembab, mudah dibersihkan
dan menyerap panas. Material penutup lantai yang bersifat hangat adalah:
karpet, parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah:
marmer, keramik, granit .
Pada beberapa
ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar, seperti: kamar
mandi, teras dan garasi. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering terkena
air, sehingga licin dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula
dengan teras ketika terkena tempias hujan, harus dipasang bahan lantai yang
lebih kasar untuk mengindari resiko pengguna terpeleset. Pada garasi, tekstur
kasar berfungsi menghindari selip akibat gesekan antara ban dan muka lantai,
terutama ketika kendaraan sehabis kehujanan. Untuk ruang dapur memakai bahan
lantai yang mudah dibersihkan serta tidak meninggalkan noda di pori-pori lantai
dan nat sambungan yang dapat mengganggu keindahan lantai. Ruang tamu, ruang
keluarga dan kamar tidur dapat memakai bahan lantai dengan permukaan licin dan
mengkilap.
·
Ukuran material
lantai
Ukuran
material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso (tegel), akan
berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (ruang
tidur, kamar mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi
kesan luas pada ruangan. Sementara untuk ruangan berukuran luas (ruang tamu,
ruang keluarga), bahan berukuran besar akan membantu menyeimbangkan kesan luas
ruang.
Jenis material lantai
Berikut ini
adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya sebagai
pertimbangan aplikasi pada ruan
Jenis material
ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan seperti
saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan
perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus
dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan
cenderung lebih gelap.
Pada beberapa
penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas ruang,
memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan
harus ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak bagus.
Namun penerapan dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak
pada tidak sedapnya pandangan estetika.
Jenis material
ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi dan dapat
diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari
bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya.
Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang
dijual di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain.
Misalnya: keramik bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya
Marmer banyak
disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah. Tekstur dan pola
yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan material ini.
Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah
memiliki pori-pori relatif besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar
membutuhkan perawatan ekstra. Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan dan
layaknya karpet, meninggalkan noda jika tidak cepat dibersihkan.
Selain mahal
harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan cara khusus untuk
membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan material lantai yang berkelas
dan mewah, sehingga hanya pengguna yang memiliki dana berlebih yang sanggup
mengaplikasikannya dalam hunian.
Granit
memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang lebih
kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan
kokoh. Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan
dengan perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan
dengan motif yang lebih beraneka dan harga yang lebih murah.
Yang paling
umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry.
Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid,
bahan parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis
lainnya yaitu laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah
hasil printing.
Material batu
alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu kali lempeng dan
batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman atau
ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini
cukup tahan terhadap cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih
seragam tidak mudah, ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi
hal itu justru menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini
memiliki kesan dingin.
9.
PELAT LANTAI
(FLOOR PLATE)
Pengertian Plat Lantai
Plat lantai
adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan
lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang
lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada
kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
- Besar lendutan yang diinginkan
- Lebar bentangan atau jarak antara
balok-balok pendukun
- Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan: kaku,
rata, lurus dan waterpas (mempunyai ketinggian yang sama dan tidak miring),
agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan plat lantai
ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan,
lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari
plat lantai.
Pada plat
lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat
lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama.
Sedang beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.
Fungsi Plat Lantai
Fungsi plat lantai adalah sebagai
berikut
1.
Sebagai pemisah ruang
bawah dan ruang atas
2.
Sebagai tempat berpijak
penghuni di lantai atas
3.
Untuk menempatkan kabel
listrik dan lampu pada ruang bawah
4.
Meredam suara dari ruang
atas maupun dari ruang bawah
5.
Menambah kekakuan
bangunan pada arah horizontal
Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan
Materialnya
Konstruksi untuk plat lantai dapat
dibuat dari kayu, beton, baja dan yumen (kayu semen).
1.
Plat Lantai Kayu
Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian
papan kayu yang disatukan menjadi kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang
injak yang luas.
·
Ukuran umum
a.
Lebar papan
: 20-30cm
b.
Tebal
papan
: 2-3cm
c.
Jarak balok-balok
pendukung : 60-80cm
d.
Ukuran balok
: 8/12, 8/14, 10/14
e.
Bentangan
: 3-3,5 m
Balok-balok
kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang
Keuntungan plat lantai kayu:
·
Harganya relatif
murah, berarti biaya bangunan rendah
·
Mudah dikerjakan,
berarti pekerjaan lebih cepat selesai
·
Beratnya
ringan, berarti menghemat ukuran pondasi
Kerugian plat lantai kayu:
·
Hanya boleh
untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan
·
Bukan peredam
suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni atas dapat
mengganggu penghuni di lantai bawahnya
·
Sifat bahan
rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas
·
Mudah terbakar,
jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya
·
Dapat dimakan
bubuk/serangga, berarti keawetan bahan terbatas
·
Mudah rusak oleh
pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan), jadi hanya cocok untuk
bangunan yang terlindung
Plat Lantai Beton
Plat lantai
beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu dan kolom
pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang menjadi
satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton
dipasang tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahan momen
tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat
lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.
Perencanaan
dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti persyaratan yang
tercantum dalam buku SNI Beton 1991.
·
Beberapa
persyaratan tersebut antara lain :
·
Plat lantai harus
mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedang untuk plat atap
sekurang-kurangnya 7cm;
·
Harus diberi
tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak atau baja
sedang;
·
Pada plat lantai
yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan rangkap atas bawah;
·
Jarak tulangan
pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari 20cm atau dua
kali tebal plat, dipilih yang terkecil;
·
Semua tulangan
plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk melindungi baja
dari karat, korosi, atau kebakaran;
·
Bahan beton untuk
plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr + air, bila untuk lapis
kedap air dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.
Plat lantai
dari beton mempunyai keuntungan antara lain :
§
Mampu mendukung beban
besar
§
Merupakan isolasi suara
yang baik
§
Tidak dapat terbakar dan
dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat dapur dan km/wc
§
Dapat dipasang tegel
untuk keindahan lantai
§
Merupakan bahan yang kuat
dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat berumum panjang. Untuk menghindari
lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan dibuat terlalu lebar,
untuk ini dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah
kekakuan plat. Bentangan plat yang besar juga akan menyebabkan plat menjadi
terlalu tebal dan jumlah tulangan yang dibutuhkan akan menjadi lebih banyak,
berarti berat bangunan akan menjadi besar dan harga persatuan luas akan menjadi
mahal.
Elemen-elemen
pembebanan untuk plat lantai :
·
Beban hidup (untuk
rumah
tinggal)
= 0,200 t/m2
·
Beban hidup (untuk
bangunan
umum)
= 0,250 t/m2
·
Pasir urug dibawah
tegel tiap cm
tebal
= 0,018 t/m2
·
Berat
tegel+perekat
= 0,120 t/m2
·
Berat
plafon+penggantung
= 0,020 t/m2
·
Berat dinding
pasangan bata tebal ½
batu
= 0,250 t/m2 pas
·
Berat jenis
beton
= 2,4 t/m3
Konstruksi plat lantai baja
Konstruksi ini
biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-komponen
strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada
bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang,
dan lain-lain.
Konstruksi plat lantai yumen (Kayu
Semen)
Plat lantai
kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil yang kemudian
dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen ini masih jarang
digunakan karena termasuk bahan bangunan baru. Dan yumen ini buatan dari pabrik
semen gresik.
Cara pemasangan yumen :
·
Sebelum dipasang
yumen, dack yang akan digunakan harus dipasangin kayu bangkirai 5/7dengan
panjang yang sudah diatur dengan jarak 40 cm. Kayu yang berjejer itu
ditumpangi ringbalk dan dicor.
·
Setelah itu
lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu tersebut lalu dibaut.
10. RANGKA ATAP BANGUNAN
Atap adalah
bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang
ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk
keperluan perlindungan. Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu
bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat,
tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang
mudah didapat.
Konstruksi
rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau
kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung
beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada
atap. Pada dasarnya konstruksi kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang
membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup
atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan
rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya
mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.
(sumber internet)